Belajar, mengajar, pelajar, pembelajaran, pengajaran. Kelima kata tadi sering kita temukan di sekolah dalam dunia pendidikan kita. Semuanya berkaitan dan saling membentuk satu kegiatan yang saling melengkapi dalam pendidikan. Belajar merupakan suatu usaha dan proses yang dilakukan oleh seseorang untuk memperoleh ilmu agar dapat di gunakannya sehingga terjadi perubahan sikap, sifat, perbuatan maupun pengetahuannya. Sudjana (1989:7) mengemukakan bahwa belajar adalah suatu proses yang ditandai dengan perubahan pada diri seseorang. Perubahan sebagai hasil dari proses belajar dapat ditunjukan dalam berbagai bentuk seperti perubahan pengetahuan, pemahaman, sikap, dan tingkah laku, keterampilan, kecakapan, kebiasaan serta perubahan aspek-aspek lain yang ada pada individu yang belajar. Sugarda (1999) mengatakan bahwa belajar adalah “berusaha memiliki pengetahuan atau kecakapan”.
Seseorang telah mempelajari sesuatu terbukti dengan perbuatannya. Ia baru dapat melakukan sesuatu hanya dari proses belajar sebelumnya. Mengajar lebih di anggap kegiatan yang di lakukan oleh seorang guru di dalam kelas. Mengajar merupakan segala aktifitas yang dilakukan dengan sengaja dalam rangka memberi kemungkinan bagi peserta belajar untuk terjadinya proses belajar mengajar sesuai dengan tujuan ingin doperoleh. Menurut William H Burton ahli pendidikan dari amerika, mengajar adalah upaya dalam memberi rangsangan (stimulus), bimbingan, pengarahan dan dorongan kepada siswa agar terjadi proes belajar. Dari pengertian mengajar di atas dapat disimpulkan mengajar merupakan suatu proses yang kompleks. Tidak hanya sekedar menyampaikan informasi dari guru kepada siswa. Banyak kegiatan maupun tindakan yang harus dilakukan, terutama bila diinginkan hasil belajar lebih baik pada seluruh peserta didiknya.
Tujuan mengajar adalah agar pengetahuan yang disampaikan itu dapat dipahami siswa. agar siswa dapat menerima, menanggapi, menguasai, dan mengembangkan bahan pelajaran yang diberikan. Guru yang berhasil mengajar di suatu sekolah belum tentu berhasil di sekolah lain. Itulah sebabnya ada pendapat bahwa mengajar itu adalah suatu panggilan jiwa. Jadi belajar dan mengajar ditentukan oleh siswa sebagai pihak yang belajar dan guru sebagai pihak yang mengajar, serta ilmu yang di transformasikan dari guru kepada siswa. Dahulu pengajaran dan pendidikan merupakan dua kata yang senantiasa beriringan. Mengajar identik dengan mendidik. Mendidik pun identik dengan mengajar. Namun kini kata mendidik sudah jarang di kaitkan dengan kata mengajar, walau sempat kata siswa di ganti dengan kata peserta didik. Dalam kenyataannya sekolah lebih cenderung melakukan pengajaran. Fokus pada mengajarkan ilmu-ilmu dalam setiap mata pelajaran. Sedangkan mendidik adak kurang terlaksana walaupun masih ada.
Seseorang telah mempelajari sesuatu terbukti dengan perbuatannya. Ia baru dapat melakukan sesuatu hanya dari proses belajar sebelumnya. Mengajar lebih di anggap kegiatan yang di lakukan oleh seorang guru di dalam kelas. Mengajar merupakan segala aktifitas yang dilakukan dengan sengaja dalam rangka memberi kemungkinan bagi peserta belajar untuk terjadinya proses belajar mengajar sesuai dengan tujuan ingin doperoleh. Menurut William H Burton ahli pendidikan dari amerika, mengajar adalah upaya dalam memberi rangsangan (stimulus), bimbingan, pengarahan dan dorongan kepada siswa agar terjadi proes belajar. Dari pengertian mengajar di atas dapat disimpulkan mengajar merupakan suatu proses yang kompleks. Tidak hanya sekedar menyampaikan informasi dari guru kepada siswa. Banyak kegiatan maupun tindakan yang harus dilakukan, terutama bila diinginkan hasil belajar lebih baik pada seluruh peserta didiknya.
Tujuan mengajar adalah agar pengetahuan yang disampaikan itu dapat dipahami siswa. agar siswa dapat menerima, menanggapi, menguasai, dan mengembangkan bahan pelajaran yang diberikan. Guru yang berhasil mengajar di suatu sekolah belum tentu berhasil di sekolah lain. Itulah sebabnya ada pendapat bahwa mengajar itu adalah suatu panggilan jiwa. Jadi belajar dan mengajar ditentukan oleh siswa sebagai pihak yang belajar dan guru sebagai pihak yang mengajar, serta ilmu yang di transformasikan dari guru kepada siswa. Dahulu pengajaran dan pendidikan merupakan dua kata yang senantiasa beriringan. Mengajar identik dengan mendidik. Mendidik pun identik dengan mengajar. Namun kini kata mendidik sudah jarang di kaitkan dengan kata mengajar, walau sempat kata siswa di ganti dengan kata peserta didik. Dalam kenyataannya sekolah lebih cenderung melakukan pengajaran. Fokus pada mengajarkan ilmu-ilmu dalam setiap mata pelajaran. Sedangkan mendidik adak kurang terlaksana walaupun masih ada.
Hal ini menunjukkan telah terjadinya perubahan makna dalam belajar dan mengajar. Perubahan makna ini tentu membawa dampak positif dan negatif. Jika dulu seseorang belajar untuk nilai dalam kehidupan. Artinya di sini adalah tujuan utama dari sekolah bukanlah demi nilai yang tinggi atau demi orang tua, diri sendiri atau guru/sekolah, namun yang ingin dicapai dengan bersekolah adalah mendapat manfaat yang bisa dipergunakan dalam hidup. Namun kini kebanyakan seseorang belajar untuk nilai di sekolah. Sehingga menjamurlah lembaga pendidikan yang mengusung les belajar ataupun bimbingan belajar untuk meningkatkan kemampuan siswa yang bermuara pada nilai ujian, nilai raport ataupun ijazah. Pendidikan sekarang lebih berorientasi kepada bagaimana meningkatkan kecerdasan, prestasi, keterampilan, dan bagaimana menghadapi persaingan.