my style

my style
Ramlan Effendi. SMPN 2 Lahat
Breaking News
Loading...

Filsafat Ilmu dalam Perspektif matematika

13.3.16
FILSAFAT ILMU (Disadur dari Buku karangan Jujun S. Suriasumantri)

Filsafat secara harafiah adalah cinta yang sangat mendalam terhadap kearifan atau kebijakan.  Filsafat membahas tiga persoalan pkok, yaitu masalah wujud, masalah pengetahuan, dan masalah nilai. Epistimologi merupakan cabang filsafat yang membahas atau mengkaji tentang asal, struktur, metode, serta keabsahan pengetahuan. Aksiologi merupakan cabang filsafat yang mempelajari nilai. terdapat tiga tugas utama filsafat, yaitu: mendapatkan pandangan menyeluruh, menemukan makna dan nilai- nilai dari segala sesuatu, dan menganalisis dan memadukan kritik terhadap konsep-konsep.
Dari semua pengetahuan, ilmu merupakan pengetahuan yang aspek ontologis (apa yang dikaji), epistemologis ( bagaimana cara mendapatkan pengetahuan), dan aksiologisnya (untuk apa pengetahuan digunakan) telah jauh berkembang. Filsafat ilmu merupakan bagian dari epistemologi, yaitu pengetahuan yang secara spesifik mengkaji hakikat ilmu (pengetahuan ilmiah).

Manusia mengembangkan pengetahuan dan ilmunya disebabkan manusia memiliki bahasa dan penalaran (berpikir menurut suatu alur kerangka berpikir tertentu). Penalaran merupakan proses berpikir dalam menarik kesimpulan berupa pengetahuan. Agar pengetahuan hasil penalaran itu benar maka proses berpikir dan penarikan kesimpulan harus menggunakan logika. Ada dua macam logika, yaitu logika induktif dan logika deduktif. induktif merupakan cara berpikir dan menarik kesimpulan yang bersifat umum dari berbagai kasus khusus. Deduktif merupakan cara berpikir dan menarik kesimpulan secara khusus dari pernyataan yang bersifat umum. Logika deduktif maupun induktif dalam proses penalarannya menggunakan premis-premis berupa pengetahuan yang dianggap benar. 

Ada dua cara mendapatkan pengetahuan yang benar yaitu berdasarkan rasio (rasionalis) dan pengalaman (empiris). Ada tiga teori kriteria kebenaran yaitu koherensi, korespospondensi, dan pragmatis. Teori koherensi adalah suatu pernyataan dianggap benar bila pernyataan itu bersifat koheren atau konsisten dengan pernyataan-pernyataan sebelumnya yang dianggap benar. Teori korespondensi menyatakan suatu pernyataan benar adalah benar jika materi pengetahuan yang dikandung pernyataan itu berkorespondensi ( berhubungan ) dengan obyek yang dituju oleh pernyataan tersebut. Paham pragmatisme menyatakan kebenaran suatu pernyataan diukur dengan kriteria apakah pernyataan tersebut bersifat fungsional dalam kehidupan praktis.

Bidang kajian dalam pengetahuan antara lain metafisika (ilmu yang menyelidiki apa hakikat dibalik alam nyata), asumsi (dugaan-dugaan sementara yang belum jelas kebenarannya, karena belum ada fakta pendukung yang valid), dan peluang /kemungkinan suatu kejadian. Ilmu merupakan pengetahuan dan pengetahuan merupakan unsur dari kebudayaan. Ilmu diperoleh dari pengetahuan menggunakan proses metode ilmiah. Alur dari metode ilmiah yaitu: perumusan masalah, penyusunan kerangka berpikir dalam pengajuan hipotesis yang merupakan argumentasi yang menjelaskan hubungan yang mungkin terdapat antara faktor yang saling mengait dan membentuk konstelasi permasalahan, perumusan hipotesis yang merupakan jawaban sementara, pengujian hipotesis, dan penarikan kesimpulan. Untuk dapat melakukan kegiatan berpikir ilmiah dengan baik maka diperlukan sarana yang berupa bahasa, logika, matematika, statistika. 

Matematika mempunyai kelebihan dari bahasa verbal karena matematika mengembangkan bahasa numerik yang memungkinkan kita untuk melakukan pengukuran secara kuantitatif. Statistika mampu memberikan secara kuantitatif tingkat ketelitian dari kesimpulan yang ditarik, dengan asas yang sederhana, yakni semakin besar contoh yang diambil maka makin tinggi pula tingkat ketelitian kesimpulan. 

FILSAFAT PENDIDIKAN (Disadur dari buku karangan Uyoh Sadulloh)
Pendidikan menurut Langeveld (1959) adalah bimbingan yang diberikan oleh orang dewasa kepada anak yang belum dewasa untuk mencapai kedewasaannya. Pendidikan sebagai proses transformasi nilai bahwa pendidikan menyangkut hati nurani, nilai- nilai, perasaan, pengetahuan dan keterampilan. Filsafat pendidikan menurut Al- Syaibany (1979:30) adalah pelaksanaan pandangan falsafah dalam bidang pendidikan. Peran Filsafat pendidikan harus mampu memberikan pedoman kepada para perencana pendidikan, dan orang-orang yang bekerja dalam bidang pendidikan.

Ada beberapa mahzab filsafat pendidikan. (1) Idealisme yanag memandang bahwa realitas akhir adalah roh bukan materi.  (2) Realisme filsafat yang memandang terdiri atas dunia fisik dan dunia rohaniah. (3) Materialisme yang berpandangan bahwa hakikat realisme adalah materi. (4) Pragmatisme yang memandang segala sesuatu tergantung dari hubungannya dengan apa yang dilakukan. (5) Eksistensialisme yang memfokuskan pada pengalaman- pengalaman individu. (6) Progresif mengharapkan perubahan yang sangat cepat, agar cepat mencapai tujuan. (7) Perenialisme yang memandang perlu menggunakan kembali nilai- nilai pada zaman kuno dan abad pertengahan.  (8) Esensialisme yang memandang tujuan akhir pendidikan adalah meningkatkan kesejahteraan umum merupakan tuntutan demokrasi yang nyata. (9) Rekonstruksionisme  yang menyatakan sekolah harus menghasilkan manusia- manusia yang dapat berfikir secara efektif dan bekerja secara konstruktif.

Orientasi psikologis yang mempengaruhi filsafat pendidikan antara lain: (1) Psikologi humanistic yang  menekankan kebebasan personal, pilihan, kepekaan, dan tanggung jawab personal. (2) Behaviorisme berdasarkan pada prinsip bahwa perilaku manusia yang diinginkan merupakan produk desain bukanya kebetulan.  (3) Konstruktivisme memfokuskan pada proses- proses dan strategi- stategi mental yang digunakan para siswa untuk belajar bukanya pada perilaku belajar.

0 comments:

Posting Komentar

Ramlan Effendi Belajar Ngeblog

Ramlan Effendi Belajar Ngeblog
QRCode
 
Toggle Footer